
Jumat, 2 Mei 2025, masyarakat Bali dikejutkan dengan terputusnya pasokan listrik secara menyeluruh yang terjadi sejak sore hari sekitar pukul 16.00 WITA. Pemadaman ini berdampak pada berbagai sektor, mulai dari layanan publik hingga aktivitas ekonomi masyarakat, dan menyebabkan gangguan signifikan di berbagai titik.
Penyebab Mati Listrik
PT General Energy Bali (GEB), selaku operator PLTU Celukan Bawang, menyampaikan bahwa gangguan utama terjadi pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV yang berada di wilayah Jawa Timur. Gangguan ini berdampak langsung pada sistem kabel bawah laut yang menyalurkan listrik dari Jawa ke Bali. Biasanya, kabel tersebut mampu mengalirkan sekitar 270 MW daya listrik, namun akibat gangguan tersebut, pasokan menjadi nol. Ketidakseimbangan antara pasokan dan beban ini memaksa seluruh pembangkit di Bali, baik milik negara maupun swasta, untuk otomatis melepaskan diri dari sistem sebagai bentuk perlindungan perangkat.
Dampak Pemadaman Listrik
Akibat padamnya listrik, fasilitas-fasilitas penting di Bali, termasuk Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, terpaksa beralih menggunakan genset sebagai sumber listrik sementara agar tetap bisa beroperasi. Di sisi lain, lampu-lampu lalu lintas yang mati menimbulkan kemacetan parah di sejumlah ruas jalan, memperparah kondisi lalu lintas di jam-jam sibuk.
Selain itu, PLN mencatat adanya 40 lebih gangguan kelistrikan lain yang muncul di tengah kondisi cuaca ekstrem. Untuk mempercepat proses pemulihan, regu teknis tambahan dikerahkan untuk mendukung tim yang sudah ada di lapangan.
Upaya Pemulihan 100 Persen
PLN bergerak cepat memulihkan kondisi dengan mengaktifkan kembali pembangkit-pembangkit listrik yang sempat terganggu. Prioritas pemulihan diberikan pada fasilitas vital seperti rumah sakit, bandara, dan instansi pemerintahan. Sebagian besar wilayah telah mendapatkan kembali aliran listrik dalam beberapa jam, meskipun sejumlah daerah masih mengalami pemadaman hingga malam hari.
Dari sisi legislatif daerah, Anggota Komisi I DPRD Bali, I Made Tamba, menyampaikan keprihatinannya atas ketergantungan Bali terhadap pasokan listrik dari Jawa. Ia menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur kelistrikan mandiri di Bali serta mendesak pemerintah provinsi untuk kembali mendorong realisasi proyek Bali Crossing, sebagai solusi jangka panjang dalam menjaga ketahanan energi di Pulau Dewata. Genset dapat menjadi solusi untuk pembangunan infrastruktur mandiri. Dengan genset, ketergantungan akan satu sumber listrik dari PLN sudah tidak jadi masalah. Powerline genset menyediakan genset dari 8 sampai dengan 2500 kVA yang cocok untuk segala daerah dari Jawa, Bali, dan lain-lain. Hubungi kami disini untuk informasi selengkapnya.